Tuesday, August 17, 2010

Nail Polish

Aku termasuk orang yang senang dengan nail art. Dulu, saat pertama-tama kenal dengan nail art, aku bisa tiap seminggu sekali gonta ganti desain. Rasanya senang jika bisa membuat desain yang baru. Tapi sekarang-sekarang ini, karena disibukan dengan skripsi, hobiku ini agak-agak sedikit tertunda. Beberapa nail polish yang sering aku gunakan yaitu The Skin Food, Revlon, Missha, dll. Aku juga senang menghias kuku dengan "gems", tapi nggak enaknya, beberapa hari kemudian sudah copot, hahaha. Ini beberapa dari koleksi ku.












Kalau merk The Skin Food, aku biasa membelinya di counter di mall Taman Anggrek. Kalau tidak salah saat itu harganya untuk yang pedicure sparkle 70rb an (sudah diskon 10% kata SA nya). Tapi akhir-akhir ini jika membeli product The Skin Food, aku membuka PO, sehingga aku mendapat harga yang lebih murah, dan tentunya barangnya 100% aseli, karena aku sudah membandingkan sendiri dengan product dari counternya. Merk The Skin Food ini menjadi favoritku karena variasi warnanya. Selain itu warnanya juga tidak mudah pudar dan tidak membuat kuku jadi kuning.

Untuk merk Missha, aku saat ini hanya menggunakan base coatnya saja. Aku membelinya di mall Sarinah. Saat itu harganya masih 30rban. Aku suka merk nail polish missha ini, hanya saja, kok punyaku lebih cepat mengental jika dibandingkan merk The Skin Food.

Revlon aku biasa membeli di mal terdekat, yaitu Plaza Semanggi. Revlon ini bisa didapatkan di Centro. Terakhir aku membelinya dengan harga 33rb. Aku suka nail polish Revlon karena warna2nya yang natural, tapi sayangnya variasi warnanya kurang beragam, sehingga kalau untuk membuat nail art jadi terbatas pilihan warnanya. Tapi untuk kualitas, menurutku dengan harga segitu cukup seimbang.

Suatu saat ketika aku mampir ke Golden Truly, disana sedang ada discount nail polish merk Studio Color. beli 3 gratis 1. Harga satuannya 30rb. Akhirnya aku mencoba merk ini. Yang membuat aku tertarik, pilihan warnanya beragam dan dia juga menyediakan variasi model nail art. Beberapa hari kemudian, aku baru mencoba merk ini. Tapi aku kecewa. Menurutku kurang bagus karena lama mengeringnya di kuku, selain itu, saat mengoleskan top coat merk ini diatas kutek Revlon, warna kutek Revlon ku jadi terbawa, nail artku jadi tak beraturan lagi bentuknya. Dan juga ketika mengoleskannya ke kuku, kalau botolnya tidak cepat-cepat ditutup, kuteknya cepat kering. Sebenarnya aku agak menyesal membeli kutek merk ini.

Merk nail polishku yang lain adalah Tamia. Aku membelinya di drugstore Watson di Pondok Indah Mall. Saat itu aku hanya membeli top coatnya saja. Ternyata nail polish Tamia ini lumayan bagus. Tidak mudah menggumpal juga. Tapi terkadang baru beberapa hari, kuteknya sudah mengelupas.






















Ini beberapa perlengkapan nail art ku. Belum begitu lengkap sih. Untuk sticker nail art itu aku biasa beli di tempat-tempat accessories seperti Naughty. Kalau gems nya, aku membeli di Mangga Dua, disana pilihan warna dan betuknya sangat beragam, rasanya pengen diborong semua, hahaha... Aku juga terkadang menggunakan aqualip. Aqualip ini aku gunakan biasanya untuk menggambar garis. Aqualip ini aku beli di Gramedia, tapi aku lupa harganya berapa. Semua warna yang aku beli bisa keluar dengan baik di kuku, tapi untuk yang warna putih entah mengapa kurang keluar. Keluarnya jadi seperti warna susu, jadi tidak kelihatan di atas kuku. Padahal aku sering menggunakan warna putih ketika membuat nail art. Jadilah aku memakai kutek putih saja jika ingin membuat garis di kuku.

No comments:

Post a Comment